isu-isu ekonomi makro tahun 2014




 Kenaikan Harga BBM tahun 2014.

BBm sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika harga BBm naik maka akan berdampak pada seluruh kegiatan sehari-hari, mulai dari mahalnya biaya transportasi, naiknya harga kebutuhan pokok atau pangan yang dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat dan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Namun jika dilihat dari keadaan nyata subsidi BBM terbilang tidak tepat sasaran karena banyak orang dari kalangan berlebih masih belum sadar dan banyak yang menggunakan BBM bersubsidi. Jika pada kondsi ini BBM bersubsidi tidak dinaikkan maka akan menguras anggaran APBN yang semakin menipis.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengklaim kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan signifikan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2014.


"Kenaikan BBM kan impact (pengaruh)-nya tidak signifikan. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah itu ada paket bantuan. Saya yakin itu akan membantu daya konsumsi dan daya beli masyarakat," ujar Sofyan setelah menghadiri pembukaan "Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2014" di Jakarta, Rabu.



Sofyan enggan berspekulasi mengenai perkiraan laju pertumbuhan ekonomi di kuartal IV, setelah di kuartal III (Juli-Agustus-September) 2014, perekonomian hanya tumbuh 5,01 persen, seperti yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. "Belum tahu untuk akhir 2014, kita masih uji. Tapi kita akan usahakan lebih baik," ucapnya.

Dibanding BBM naik, rakyat lebih menderita jika ekonomi anjlok Kabar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyatakan pemerintah bakal segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, disambut baik kalangan pengusaha. tak terkecuali Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto.
Suryo mengaku sejak awal setuju dengan rencana kenaikan harga BBM. Sebab, subsidi BBM membuat ekonomi Indonesia terguncang di tengah belum membaiknya kondisi ekonomi global.
"Posisi Kadin sangat konsisten untuk setuju. Kami minta hapus subsidi BBM. Subsidi BBM hanya menyebabkan distorsi pada ekonomi kita," ujar dia usai bertemu dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (5/11).
Suryo tidak menampik bahwa kenaikan harga BBM membuat rakyat menderita. Namun, justru dampaknya lebih besar jika subsidi BBM terus dipertahankan.
"Kenaikan BBM memang menderita tapi rakyat jauh lebih menderita kalau ekonomi kita anjlok. Mending lebih cepat, lebih baik. Kita yakin kalau subsidi dihilangkan tidak ada distorsi ekonomi," tegasnya.
Suryo menegaskan pemberian subsidi BBM selama ini salah kaprah dan tidak tepat sasaran. Sehingga, kebijakan itu idealnya dihapus dan subsidi bisa dialokasikan ke sektor yang lebih bermanfaat seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur.
"Yang manfaatkan mayoritas itu tidak perlu disubsidi. Lagipula banyak penyelundupan dan lain-lain," kata dia.

Pemerintah perlu segera mempersiapkan berbagai bantuan langsung kepada masyarakat jika BBM bersubsidi akan dinaikkan per November, kata Ketua Pusat Data Bisnis Indonesia, Christianto Wibisono.
"Segala macam bantuan kepada masyarakat, apakah itu berbentuk bantuan langsung tunai (BLT) atau yang lainnya harus mulai dipersiapkan," kata Christianto Wibisono seusai menjadi pembicara dalam International Public Relations Summit (IPRS) di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, upaya itu perlu segera dilakukan sebelum kebijakan kenaikan BBM bersubsidi dilakukan. Hal tersebut berfungsi mengurangi dampak yang terjadi khsususnya bagi masyarakat miskin. "Bantuan langsung kepada masyarakat juga dapat menjadi imbalan bagi masyarakat atas kenaikan harga BBM yang ditanggung," kata dia. 


Menurutnya, tanpa disertai dengan pemberian bantuan langsung kepada masyarakat inflasi yang ditimbulkan bersamaan dengan kenaikan BBM bisa mencapai 6 persen.



"Ongkos produksi perusahaan jelas akan membengkak, sehingga harga jual barang di kalangan masyarakat bisa dipastikan mengalami kenaikan," kata dia.



Selain memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, Christianto menambahkan, Presiden Joko Widodo juga memiliki momentum yang tepat merealisasikan berbagai program unggulannya yang meliputi kartu indonesia sejahtera, kartu indonesia sehat, serta kartu indonesia pintar.



"Berbagai perizinan juga bisa lebih dipercepat dan dipermudah melalui pelayanan satu pintu (one stop service) seperti yang dijanjikan Jokowi," kata dia. 

Sebelumnya, ekonom Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sri Adiningsih mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah per November 2014 sebaiknya tidak melebihi Rp2.000 per liter. Sebab ia menilai persiapan belum maksimal. 
"Jika memang akan dinaikkan untuk jangka pendek per November ini sebaiknya (kenaikan harga) antara Rp1.500-Rp2.000 (per liter) saja. Tahun depan baru dinaikkan lagi," kata dia.


Beredar wacana bahwa pemerintahan baru segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi Rp3.000 per liter pada November 2014, dengan harapan agar tersedia ruang fiskal yang memadai dan konsumsi BBM bersubsidi tidak melebihi 46 juta kiloliter sesuai kuota yang ditetapkan.



sumber :

www.antaranews.com
www.merdeka.com
www.okezone.com

Comments